Pada Sabtu, 28 September 2024, Perkumpulan Dosen PGMI Indonesia (PD-PGMI) kembali menggelar kegiatan rutin bertajuk SENSASI ONLINE Seri ke-10. Acara ini diadakan melalui Zoom dengan topik utama “Reformasi Struktur dan Pola Pikir Keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD.” Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari dosen, guru, mahasiswa, hingga orang tua dan pegiat pendidikan, yang semuanya berperan aktif dalam berdiskusi mengenai isu-isu terkini dalam dunia pendidikan dasar.
Pada kesempatan ini, pembicara utama, Fatkhul Arifin, M.Pd., dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyampaikan pentingnya reformasi pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya menghadapi kompleksitas global yang semakin menantang. Dengan munculnya tantangan seperti disinformasi, ketidaksetaraan sosial, dan perubahan iklim, pendidikan di tingkat MI/SD harus lebih adaptif dan inklusif. Reformasi ini tidak hanya sekadar menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan, tetapi juga membekali siswa dengan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis.
Narasumber lainnya, Dr. Maulana Arafat Lubis, M.Pd., dari UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidempuan, menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan harus mengikuti perkembangan zaman dengan memperkuat kesadaran global siswa. Pendidikan ini harus menanamkan nilai kebangsaan yang kuat, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk memahami isu-isu global yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis pengalaman menjadi salah satu strategi utama yang dapat diterapkan untuk mengaitkan konteks lokal dengan tantangan global.
Sementara itu, Dr. Sugeng Kurniawan, M.Pd.I., dari IAI Yasni Bungo, memaparkan pentingnya pendidikan karakter dalam kerangka pendidikan kewarganegaraan. Menurutnya, karakter siswa perlu dibentuk melalui integrasi nilai-nilai moral ke dalam mata pelajaran. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mendidik siswa menjadi warga negara yang cerdas, tetapi juga membangun sikap tanggung jawab sosial dan empati terhadap lingkungan. Hal ini diharapkan mampu mengatasi tantangan disintegrasi sosial akibat globalisasi.
Sigit Priatmoko, M.Pd., dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menambahkan bahwa reformasi pendidikan kewarganegaraan harus memperhatikan aspek literasi digital. Dengan meningkatnya arus informasi di era digital, siswa perlu dibekali kemampuan untuk memilah informasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pendidikan kewarganegaraan juga harus lebih interaktif dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa mampu memahami isu-isu kontemporer dengan sudut pandang yang lebih kritis dan mendalam.
Moderator acara, Dr. Agus Hendra, M.Pd., dari Universitas Islam Nusantara Bandung, memandu diskusi dengan lancar, menghadirkan suasana interaktif yang mendalam. Diskusi ini menghasilkan berbagai rekomendasi praktis yang dapat diterapkan oleh para pendidik di lapangan, khususnya dalam upaya mengembangkan metode pembelajaran yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Para peserta pun aktif berpartisipasi, memberikan pandangan dan pertanyaan yang membuka wawasan lebih luas mengenai topik yang dibahas.
Di akhir acara, disepakati bahwa reformasi pendidikan kewarganegaraan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan masyarakat dan keluarga. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas menjadi kunci sukses dalam membangun karakter dan literasi digital siswa. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan di MI/SD akan mampu menyiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran sosial yang kuat, kemampuan kritis, serta sikap yang inklusif dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks.
Melalui kegiatan SENSASI ONLINE ini, PD-PGMI terus berkomitmen untuk menjadi jembatan bagi para pendidik dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, guna menciptakan pendidikan yang unggul dan berdaya saing di tengah era global yang dinamis.